Berikut ini berlibur nekat ke Raja Ampat dengan bujet minimum. Namun hasil liburannya maksimum.
Hai, perkenalkan saya Gezzela, ASN berumur 23 tahun, waktu ini bertempat di Kabupaten Buru Selatan yang terhitung dalam daftar wilayah 3T (Ketinggal, Paling depan serta Terluar) Indonesia.
Pada Desember lalu saya serta kawan putuskan melaksanakan nekad traveling dengan bujet seadanya ke Raja Ampat. Uang di rekening saya cuma seputar Rp 3 juta saat itu, yang mana kita tahu sendiri jika liburan ke Raja Ampat bukan memerlukan uang yang dikit.
Kebetulan saya tinggal, lahir serta besar di Jayapura, jadi jarak ke Sorong lebih dekat. Harga ticket pesawat ke Sorong saat itu Rp 800 ribu. Sesampainya di Sorong kami mengontak kerabat hingga kami tak perlu keluarkan ongkos tambahan.
Esok harinya kami ketujuan ke pelabuhan untuk naik kapal cepat ketujuan Raja Ampat. Tiketnya seputar Rp 140 ribu dengan jarak menempuh 4 jam. Sesampainya disana kami juga menelepon kerabat wanita supaya kami bisa bermalam di kosannya, kembali lagi kurangi pengeluaran tambahan hehe. Siangnya kami menelepon relasi satu almamater kami sebagai orang asli dari sana yang memilikki speed boat untuk mengantarkan kami berkunjung ke Piaynemo serta Pasir Muncul, sebab cuaca disana tengah hujan karena itu kami putuskan untuk pergi esok harinya.
Kami seputar berenam bantuan untuk beli bahan bakar serta rokok untuk pengemudi speedboat jadi kembali lagi kami irit beberapa juta untuk menyewa speedboat. Seputar 4 jam waktu yang diperlukan dari Waisai ketujuan Piaynemo, jalan curam serta naik terbayar dengan keindahan gugusan pulau karang di muka mata.
Anjurannya, jangan ada kala musim hujan. Pakailah sendal anti slip bawa kacamata serta camera siapkanlah gaya terhebat kala datang di poin view. Jangan kelamaan sebab banyak yang antre, ibu-ibu rata-rata sukai ngomel. Dari sana kami lanjut ke Pasir Muncul serta istirahat sesaat dalam sebuah desa sekalian berenang serta mengayuh sampan kecil di bibir pantai. Kami tak menambahkan ke Wayag sebab jarak menempuh yang jauh kembali musim ombak serta butuh bahan bakar yang banyak.
Kami balik ke Waisai untuk beristirahat. Besok harinya kami cuma jalan-jalan di seputar Waisai serta berkunjung ke resor-resor mengagumkan yang ada pada sana. Kami memakan banyak waktu di Raja Ampat seputar 4 hari 3 malam. Kekeliruan kami yakni lupa untuk beli ticket pesawat balik ke Jayapura, dengan arus mudik pada bulan Desember serta penerbangan tiba-tiba ticket Sorong-Jayapura naik 100% jadi kami putuskan naik kapal putih seharga Rp 400 ribu.
Kami menyudahi perjalanan dengan naiki kapal cepat ke Sorong. Selanjutnya menambahkan naik kapal penumpang Sorong-Jayapura yang kami menempuh 2 hari 2 malam. Jadi keseluruhan perjalanan kami yakni 8 hari 8 malam dengan keseluruhan ongkos Rp 2 juta untuk ticket pesawat, kapal cepat, kapal besar, makan sepanjang perjalanan serta oleh-oleh.
Saya tertarik pada hal baru yang membuat saya ditantang, berkunjung ke wilayah asing semisalnya. Impian saya merupakan berkunjung ke kota-kota maju yang padat di luar negeri, satu diantaranya merupakan Dubai. Dubai sebagai kota terpadat di UEA, yang tempat transit orang Indonesia bila pingin melaksanakan beribadah Haji serta Umroh dan pergi ke Benua Amerika serta Eropa.
Yang menarik yakni bila kita ke Dubai kita bisa berkunjung ke padang pasir, pantai serta salju juga sekaligus pada sebuah kota. Kita bisa mendapatkan unta serta Lamborgini balapan pada sebuah kota juga. Burj Khalifa gak bakal kulewatkan, tak ke Dubai bila belum menginjakkan kaki ke gedung pencakar langit paling tinggi di dunia ini. Hope to see you soon Dubai.